Wednesday, June 6, 2012

Persiapkan Masa Depan dengan Investasi

|0 comments



“Masa lalu adalah sejarah, hari ini adalah hadiah, dan masa depan adalah misteri”. Kutipan ini populer dari film anak-anak “Kungfu Panda”.


Ungkapan tersebut menarik, karena masa depan sesungguhnya memang sebuah misteri. Manusia berlomba meraih yang diinginkan, tanpa ada yang ingin masa depannya suram.



Dan sebenarnya, investasi bisa menjadi jawaban.



Asuransi, reksadana, tanah, dan emas adalah hal yang paling umum untuk dipilih oleh investor pemula yang tidak ingin berhadapan terlalu keras dengan risiko. Ini perilaku lazim, apalagi di tengah situasi ekonomi tak menentu seperti sekarang.



Namun, akan lebih baik seandainya sebelum investasi, lebih dulu mengenali ekspektasi atau harapan. Apa yang ditargetkan? Atau, untuk apa investasi itu? Kendati investasi baik, tapi kalau tidak tepat sasaran, bisa-bisa yang muncul adalah kekecewaan.



Asuransi
Jika ada yang membandingkan antara asuransi dan investasi pada instrumen lain seperti emas, hampir bisa dipastikan asuransi kalah jauh dalam menggaet keuntungan.



Sekadar contoh, asuransi pendidikan bagi anak. Banyak orang tidak memperhitungkan inflasi terhadap biaya pendidikan, sehingga ketika asuransinya jatuh tempo, ternyata klaimnya tidak mencukupi untuk membayar. Terpaksa mengeluarkan dana lebih yang diambil dari pos anggaran lainnya.



Lantas apakah pilihan untuk melakukan asuransi pendidikan salah? Tentu tidak. Hanya tidak tepat jika asuransi diperlakukan sebagai investasi.



Asuransi lebih tepat dipandang sebagai proteksi, karena manfaat asuransi baru terasa apabila hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Sebagai contoh ketika kita mengikuti asuransi pendidikan bagi anak dengan masa jatuh tempo 60 bulan atau 5 tahun dengan total klaim sebesar Rp 12 juta. Kemudian pada bulan ketiga, mohon maaf, kita meninggal dunia.



Dalam kondisi seperti itu, anak kita tetap memperoleh biaya pendidikan Rp 12 juta meski premi baru dibayar tiga kali. Karena sebagai proteksi, yang pertama harus diperhitungkan adalah kemudahan proses pencairannya, bukan mendahulukan perhitungan investasinya.



Jadi kata kuncinya, asuransi itu proteksi terhadap risiko.



Reksadana
Merupakan produk investasi bagi investor dengan modal “terbatas” sehingga tidak langsung berinvestasi di pasar modal, misalnya.



Reksadana dapat menjadi jawaban bagi yang ingin ikut menikmati sensasi naik-turunnya harga saham. Berapa untung yang akan diperoleh? Itu antara lain ditentukan oleh seberapa cermat manajer investasi di perusahaan penerbit reksadana dalam memutarkan uang di pasar efek. Karena itu, menjadi cermat sangat penting saat memilih produk reksadana – termasuk perusahaan manajer investasinya.



Tanah
Lahan menjadi pilihan investasi yang relatif aman dari gejolak perekonomian. Hanya saja aset yang satu ini tidak terlalu likuid, sehingga sulit diandalkan apabila ada kebutuhan mendesak. Besarnya keuntungan dari berinvestasi tanah juga bervariasi, tergantung prospek pembangunan pada lokasi tanah yang dimilki. Di sinilah informasi rencana pembangunan menjadi sangat dominan mempengaruhi keuntungan investasi. Properti bisa masuk dalam wilayah investasi ini.



Emas
Investasi emas memang sempat meledak pada tahun 2011, sehingga berbagai investasi terkait emas bermunculan serta menjadi produk bisnis di banyak perbankan. Hal ini direspons oleh Bank Indonesia karena memang memiliki resistensi terhadap perekonomian ke depan.



Meskipun secara jangka panjang tren harga emas meningkat, tetapi dalam jangka pendek cukup berfluktuasi. Karena itu, banyak investor termasuk di antaranya BI, “memahami” emas sebagai lindung nilai kurs. Ketika ada potensi tekanan kuat terhadap nilai tukar, maka perlu ada cadangan emas agar nilai aset tetap terjaga.



Demikianlah gambaran singkat karakteristik pilihan investasi, agar Anda dapat menyesuaikan dengan harapan yang diinginkan ke depan.



Dalam konteks ini, filosofi Kungfu Panda yang mengatakan “kemarin adalah sejarah” menjadi kurang tepat. Gunakanlah prinsip para ahli statistik: kemarin atau masa lalu adalah alat untuk memprediksi masa depan. Sehingga masa depan tak lagi terlalu menjadi misteri.



Selamat berinvestasi. Masa depan kita dan keluarga adalah buah dari pilihan hari ini.

Bijak Dengan Utang

|0 comments


kisah meninggalnya seorang debitur kartu kredit masih menyisakan banyak pertanyaan dan kegelisahan bagi kita. Apa saja sebetulnya hal penting yang harus kita cermati sebelum berutang? 

Memahami utang

Utang sebetulnya bisa membantu perencanaan keuangan kita. Namun, untuk dapat mengelola utang sehingga punya manfaat untuk kita, ada beberapa hal yang harus dipahami. Pertama, alasan berutang. Kita harus bisa menjawab, kenapa sampai punya utang? Saya bertemu dengan Dito, 30 tahun, yang harus punya utang agar bisa punya rumah tinggal. Dan, Meli, 32 tahun, yang hobi tarik tunai dengan kartu kredit karena gaji habis di tengah bulan.

Utang yang baik adalah utang produktif yang memiliki nilai manfaat lebih panjang daripada durasi pembayaran utang. Seperti halnya Dito, jika mau menunggu sampai terkumpul uang, kapan kiranya bisa membeli rumah? Harganya pasti sudah sangat melonjak, dan sementara waktu dia harus membayar biaya kontrakan. Yang buruk tentu saja Meli yang sampai berutang akibat pengeluaran yang tak terkendali. 

Kedua, pahami jenis pinjaman. Pinjaman closed-end adalah jenis pinjaman yang punya jangka waktu. Contohnya, kredit pemilikan rumah (KPR) yang berdurasi 10 tahun, kredit dana tunai yang berdurasi 3 tahun, dan kredit pemilikan mobil (KPM) yang berdurasi 2 tahun. 

Lawannya, pinjaman open-end adalah jenis pinjaman yang tidak punya jangka waktu seperti utang kartu kredit. Dampak dari pinjaman yang tidak punya jangka waktu adalah bunga utang akan terus dihitung hingga kapan pun selama saldo utang belum lunas. Dari info ini saja, seharusnya Anda sudah mulai paham kenapa saya sangat tidak suka punya utang di kartu kredit, bukan?

Ketiga, bunga yang dibebankan. Untuk pinjaman di luar kartu kredit, ada 2 metode dalam perhitungan bunga, yaitu efektif dan flat. Jika Anda pusing dengan cara perhitungan, mudahnya selalu minta ke bank berapa jumlah angsuran per bulan yang harus dibayarkan. Dari angka itulah, Anda sebenarnya bisa tahu bagaimana cara bank menghitung bunga dan berapa bunga efektif yang Anda bayarkan. 

Mekarnya bunga

Tahun lalu, statistik mencatat, jumlah kartu kredit yang diterbitkan mencapai 13,6 juta. Dari jumlah tersebut, 70% nasabah memilih atau terpaksa untuk hanya membayar minimum setiap bulannya. Padahal, beban bunga yang dikenakan kartu kredit sangat dahsyat dan dapat menghambat Anda dalam mencapai tujuan finansial.

Coba lihat lagi tagihan kartu kredit Anda. Berapakah tingkat suku bunga yang dibebankan? Bisa jadi 2%, 3,5%, atau bahkan 4% per bulan. Perhatikan, bunga untuk transaksi berbeda dengan bunga untuk tarik tunai. Apabila Anda masih menganggap jika berutang Rp 1 juta, dan bulan depan hanya bayar bunga Rp 40.000 (asumsi suku bunga 4% per bulan), maka Anda wajib baca tulisan ini hingga selesai.

Misalnya, pada 1 Maret, Anda bertransaksi Rp 1 juta. Lalu, 25 Maret, tagihan jatuh tempo dan Anda tidak membayar. Maka, tagihan yang akan muncul di bulan April bukan dari 25 Maret hingga 25 April, melainkan dari 1 Maret hingga 25 April! Belum lagi, atas bunga di bulan Maret Anda akan dikenakan lagi biaya bunga untuk tagihan April. 

Di berbagai kesempatan, sering saya sampaikan: bunga efektif dari utang kartu kredit bisa mencapai 60% setahun! Misal, Andri punya saldo utang kartu kredit sebesar Rp 10 juta akibat menarik dana tunai. Dia tidak sanggup membayar utang karena uangnya sudah habis terpakai. Bisa dilihat, biaya bunga di akhir bulan ke-12 mencapai Rp. 615.000 alias 60% dari saldo utangnya. Luar biasa, bukan?

Pilihan bijaksana bila Anda berada dalam posisi Andri tentu harus mulai menata dan mengelola utang. Bagaimana melepaskan diri dari jeratan utang? Saya ajak Anda untuk mengikuti kiat-kiat bijak dalam mengelola utang kartu kredit.

Mana yang dibayar lebih dulu

Saat kita memiliki utang, maka setiap enam bulan kita wajib membuat daftar saldo utang, dari mulai utang kartu kredit hingga KPR. Tujuannya agar kita paham, kewajiban apa saja yang akan mengikat gaji kita setiap bulan. Anda wajib membayar utang dengan urutan jumlah biaya bunga ke depan yang paling besar. 

Misal, Dita, 30 tahun, punya tiga utang kartu kredit dengan saldo utang masing-masing Rp 10 juta, Rp 3 juta, dan Rp 8 juta. Jika Dita mendapatkan bonus Rp 10 juta dari kantor, maka utang mana yang sebaiknya dilunasi terlebih dulu? Biar posisi utang jelas, buatlah tabel utang.

Setelah ada daftar utang, maka sangat jelas utang yang paling jahat adalah kartu kredit C, meski saldo utangnya masih lebih kecil daripada kartu kredit A. Jika Dita terus-menerus membayar minimum tanpa transaksi baru, total bunga yang dibayarkan paling besar untuk kartu kredit C.

Patut diingat, Dita hanya akan membayar bunga utang jika tagihan yang sudah jatuh tempo tidak dibayar dengan lunas. Untuk porsi transaksi yang belum jatuh tempo, tidak ada bunga yang bisa dibebankan.

Pertama, gunakan seluruh aset investasi untuk membayar utang. Mohon maaf, jika masih punya utang kartu kredit, maka berinvestasi di saham sekalipun, Anda tetap akan rugi. Berdasarkan data historis, selama kurun waktu 1999-2009, IHSG tumbuh rata-rata 25% setiap tahun. Tetap tidak bisa mengejar suku bunga efektif kartu kredit yang mencapai 60% per tahun.

Kedua, buat daftar prioritas utang seperti di atas. Jika Anda masih ragu berapa biaya bunga yang sebetulnya dibebankan, hubungi saja call center dan minta mereka menyampaikan ilustrasi besaran bunga jika Anda bertransaksi pada tanggal X dengan jumlah tertentu. 

Ketiga, lakukan negosiasi dengan pihak bank. Sebelum dikejar-kejar debt collector, ada baiknya kita lakukan negosiasi secara tertulis untuk meringankan beban. Keempat, cari tambahan arus kas untuk bayar utang lebih cepat. Caranya tentu saja dengan melakukan penghematan di pengeluaran yang tidak primer.
Kelima, terus cari tambahan arus kas dari berbagai tempat yang memungkinkan. Keenam, jangan buat transaksi baru. Bayar bunga sekarang saja sudah repot, janganlah kita menambah beban lagi.

Kiat mengelola kartu kredit

Sebetulnya banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh dari kartu kredit. Saya paling suka dengan fitur penundaan pembayaran dan kemudahan transaksi. Saat ini saya punya 3 kartu kredit dengan pengaturan 2 kartu kredit aktif yang limitnya tidak melebihi gaji dan 1 kartu kredit untuk keperluan darurat. Masing-masing punya tanggal cetak tagihan berjarak 7 hari agar memudahkan saya mengatur keuangan. Paling penting, semua tagihan yang datang selalu lunas sebelum jatuh tempo.

Kemudian, fitur cicilan 0% seringkali sangat bermanfaat bagi perencanaan keuangan Anda. Harap dicatat, tidak semua barang layak dijadikan cicilan 0%. Anda boleh mengambil cicilan 0% setelah yakin harga produk memang tidak dinaikkan. Pembelian mesin cuci menggantikan yang rusak dengan cicilan 0% tentu saja sangat produktif karena masa pakainya bisa sampai 3 tahun. Sedangkan pembelian paket liburan dengan cicilan 0%, sepertinya, kurang bijaksana. Manfaat lain, tentu saja diskon-diskon di tempat makan maupun hotel.
Jika Anda pernah menutup kartu kredit, simpanlah lembaran tagihan terakhir yang datang. Jangan lupa meminta surat resmi yang menyatakan kartu kredit sudah ditutup dan saldo utang sudah nol.

Semua boleh berutang, asalkan yakin bisa membayar saat jatuh tempo. Kartu kredit hanyalah alat pengganti pembayaran tunai, namun bukan sumber dana tunai. Miliki kartu kredit sejumlah yang Anda perlukan saja. Tidak mau, kan, hidup ini selamanya untuk bayar utang? Live a beautiful life! 

Tak perlu kabur, bayar utang dengan cerdas Part 2

|0 comments

Jika upaya untuk melunasi utang tak bisa dilakukan sementara kemampuan membayar utang Anda makin kecil, cara terakhir yang dapat dilakukan adalah bernegosiasi dengan pemberi utang agar mendapatkan keringanan pembayaran.
"Bernegosiasi sangat dimungkinkan, tetapi masyarakat banyak yang tidak tahu dan enggan melakukannya," kata M. Ichsan, perencana keuangan dari Prime Planner Family. Padahal, lewat cara ini debitur bakal mendapat banyak kemudahan asalkan tetap menunjukkan iktikad baik. Umumnya ruang bernegosiasi mulai terbuka saat cicilan minimum bulanan sudah mencapai 60% dari pendapatan bulanan si pengutang. Pihak bank tentu senang jika nasabah memiliki iktikad melunasi utang.

Sementara praktik intimidasi dan ancaman kekerasan yang diterima debitur lantaran sulit membayar utang, sering menjadi momok menakutkan. Contoh paling anyar adalah kematian Irzen Octa, nasabah kartu kredit Citibank, akhir Maret lalu. Octa diduga meninggal dunia setelah menjadi korban kekerasan oleh oknum juru tagih (debt collector) kartu kredit bank asing tersebut.

Agar kasus semacam ini tidak terulang, nasabah dapat secepat mungkin memberitahukan kondisi keuangannya kepada bank. Selanjutnya, meminta agar bunga pinjamannya diturunkan atau dihapus sama sekali. Ini sangat mungkin dilakukan. "Ada sejumlah bank yang mau menerima negosiasi ini," kata Ichsan. Dari semula bunga 3% per bulan, ada debitur yang mendapat penurunan bunga 0,99%, bahkan tanpa bunga.

Setelah memberikan keringanan bunga, biasanya pihak bank akan memberikan jangka waktu tertentu kepada debitur agar melunasi seluruh utangnya. Ambil contoh, selama tiga tahun sisa utang itu harus lunas tanpa dibebani bunga lagi.

Dari sisi bank, cara semacam ini lebih menguntungkan dibandingkan harus menggunakan jasa juru tagih. Selain menghindari cara-cara kekerasan, negosiasi ulang utang merupakan alternatif penyelesaian paling bijak dan menguntungkan kedua belah pihak.

Bank pun tidak akan rugi meski memberikan potongan bunga. Maklum, selama ini mereka sudah menikmati bunga yang besar. Bagi debitur, kegagalan membayar utang akan menyulitkan transaksi keuangannya kelak di kemudian hari setelah masuk dalam daftar hitam Bank Indonesia.

Tulisan ini diambil dari Edisi Khusus KONTAN Agustus 2011

Tak perlu kabur, bayar utang dengan cerdas Part I

|0 comments


Gali lubang tutup lubang, pinjam uang bayar utang. Gali lubang tutup lubang, sana lunas sini utang. Beberapa kalimat di atas adalah penggalan lirik lagu berjudul "Gali Lubang Tutup Lubang" yang dipopulerkan oleh Rhoma Irama. Intinya, si Raja Dangdut ini berpesan hidup sederhana lebih baik ketimbang hidup mewah tapi selalu dililit utang.

Sejatinya, banyak alasan orang terpaksa berutang. Mulai dari memenuhi biaya kebutuhan yang mendesak atau hanya sekadar memuaskan nafsu gaya hidup dan keinginan semata. Apapun motivasi Anda, pinjaman tersebut tetap merupakan kewajiban yang harus diselesaikan. Tindakan nakal dengan mengemplang utang sampai berhadapan dengan juru tagih utang tidak menyelesaikan masalah, malah bisa mendatangkan kesulitan baru.

M. Ichsan, perencana keuangan dari Prime Planner Family, mengatakan, potensi terjerat utang umumnya timbul saat seseorang tidak disiplin mengatur arus kasnya. Dalam kamus perencana keuangan, beban cicilan pinjaman atau kredit maksimal 30% dari pendapatan.

Namun, orang sering mengabaikan atau melanggar batasan tersebut. Mereka baru kebingungan ketika pokok utang tidak ada habisnya meski sudah membayar lebih besar dari minimal cicilan yang diperkenankan oleh pemberi kredit. 

Jika Anda sudah berada dalam kondisi seperti itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah berhenti berutang dalam bentuk apapun. "Sebelum persoalan timbunan utang beres, jangan pergunakan kartu kredit Anda," ujar Ichsan.

Langkah berikutnya adalah memulai proses penyelesaian kredit. Nah, di sini ada beberapa cara yang direkomendasikan oleh sejumlah perencana keuangan. Pertama, memperbesar cicilan terhadap utang yang memiliki bunga paling tinggi.

Misalkan Anda memiliki utang kepada tiga bank penerbit kartu kredit, dari ketiga kartu kredit itu buatlah urutan utang yang memiliki beban bunga paling besar. Setelah menemukan yang terbesar, upayakan mencicil utang itu dengan jumlah lebih besar dari sebelumnya. "Tujuannya agar utang berbunga tinggi bisa cepat dilunasi," kata Ichsan.

Sementara terhadap tagihan dua kartu kredit lain, cicilan dapat dilakukan seperti biasa. Tapi jangan memperkecil porsi cicilan atau malah sengaja tidak dibayar untuk menutup tagihan kartu kredit berbunga besar. Ini menambah persoalan baru.

Kedua, silakan mencairkan aset yang dimiliki di tabungan atau deposito untuk menutup atau memperkecil saldo pinjaman. Hitung-hitungannya, jika menempatkan duit di deposito bank hanya memperoleh imbal hasil 6% per tahun, alangkah berharga jika dana itu dialokasikan untuk mempercepat pelunasan utang yang berbunga hingga 42% per tahun.

Ketiga, merestrukturisasi utang atau tagihan kredit tersebut. Cara restrukturisasi adalah membayar utang lama dengan membuat utang yang baru. "Yang perlu diperhatikan, bunga pinjaman baru harus lebih rendah dari pinjaman yang lama," kata Budi Triadi Pratama, perencana keuangan dari Akbar Financial Check Up. Tentu saja Anda perlu memperhatikan jangka waktu utang. Usahakan jangan lebih panjang dari waktu kredit yang direstrukturisasi.

Oh, iya, apabila pinjaman lama tidak menggunakan jaminan, pertahankan kondisi tersebut. Artinya, Anda jangan mencari pinjaman baru yang membebankan jaminan aset Anda. Risikonya jelas, aset Anda bakal disita oleh kreditur bila utang tersebut tidak terselesaikan.

Keempat, usahakan melunasi utang konsumtif terlebih dahulu. Karena pada umumnya utang jenis ini mematok bunga yang paling tinggi. Sementara terhadap utang produktif, beban Anda dapat sedikit berkurang lantaran kenaikan nilai atas aset yang dibeli lewat kredit produktif tersebut. (Bersambung)

Tulisan ini diambil dari Edisi Khusus Kontan Agustus 2011

Logam Mulia

Backlink